Jumat, 07 Juni 2013

WELCOME TO GALUH (CIAMIS)



Salam sejahtera selalu untuk para warga ciamis yang saya cintai dan saya banggakan. Kumaha dararamang dulur-dulur??? Pastina atuh dararamang, Amiin.
Kata Galuh berasal dari bahasa sansakerta yang berarti batu permata. Kerajaan Galuh berarti kerajaan batu permata yang indah gemerlapan, subur makmur gemah ripah loh jinawi, aman tentram kertaraharja.
Nama Kerajaan Galuh baru muncul pada tahun 1595, yang sejak itu mulai masuk kekuasaan Mataram. Batas-batas kekuasaannya adalah sebagai berikut:
  • di sebelah timur, sungai Citanduy
  • di sebelah barat, Galunggung Sukapura
  • di sebelah utara, Sumedang dan Cirebon
  • di  sebelah selatan, samudra Hindia
Kerajaan Galuh pada saat itu terbagi menjadi beberapa pusat kekuasaan yang dipimpin oleh raja-raja kecil (Kandaga Lante), yang kemudian dianggap sederajat dengan Bupati yang antara satu dengan yang lainnya masih mempunyai hubungan darah. Pusat-pusat kekuasaan tersebut berada di wilayah Cibatu, Garatengah, Imbanagar, Panjalu, Kawali, Utama (Ciancang), Kertabumi (Bojonglopang) dan Kawasen (Desa Banjarsari).
Pengaruh kekuasaan Mataram sedikit banyak telah mempengaruhi tata cara pemerintahan dan budaya kerajaan Galuh dari tata cara buhun sebelumnya pada zaman itu mulai ada pergeseran antara Bupati yang satu dengan Bupati lainnya, seperti Adipati Panaekan putera Prabu Galuh Cipta pertamanya diangkat menjadi Bupati Wedena (semacam Gubernur) di Galuh oleh Sultan Agung. Pengangkatan tersebut menyulut perselesihan faham antara Adipati Panaekan dengan Adipati Kertabumi yang diakhiri dengan tewasnya Adipati Panaekan. Jenajahnya dihanyutkan ke sungai Citanduy dan dimakamkan di Pasarean Karangkamulyan. Sebagai penggantinya ditunjuk Adipati Imbanagara yang pada waktu itu berkedudukan di Garatengah (Cineam-Tasikmalaya). Usaha Sultan Agung untuk melenyapkan kekuasaan VOC di Batavia pada penyerangan pertama mendapat dukungan penuh dari Adipati Ukur, walaupun pada penyerangan itu gagal. Pada penyerangan kedua ke Batavia, Dipati Ukur mempergunakan kesempatan tersebut untuk membebaskan daerah Ukur dan sekitarnya dari pengaruh kekuasaan Mataram. Politik Dipati Ukur tersebut harus dibayar mahal, yaitu dengan terbunuhnya Adipati imbanagara (yang dianggap tidak setia lagi kepada Mataram) oleh utusan Mataram yang dipenggal kepalanya dan dibawa ke Mataram sebagai barang bukti. Sedangkan badannya dimakamkan di Bolenglang (Kertasari). Tetapi kepala Adipati Imbanagara dapat direbut lagi oleh para pengikutnya walaupun terjatuh di sungai Citanduy, yang kemudian tempat jatuhnya disebut leuwi panten. Kedudukan Adipati Imbanagara selanjutnya digantikan oleh puteranya yang bernama Mas Bongsar atau Raden Yogaswara dan atas jasa-jasanya dianugerahi gelar Rden Adipati Panji Jayanegara. Pada masa pemerintahan Raden Adipati Panji Jayanegara, pusat kekuasaan pemerintahan dipindahkan dari Garatengah ke Calingging yang kemudian dipindahkan lagi ke Barunay (Imbanagara sekarang), pada tanggal 14 Maulud atau pada tanggal 12  Juni 1642 M. Perpindahan pusat kabupaten Galuh dari Garatengah ke Imbanagara, mempunyai arti penting dan makna yang sangat dalam bagi perkembangan Kabupaten Galuh berikutnya dan merupakan era baru pemerintahan Galuh menuju terwujudnya Kabupaten Ciamis dikemudian hari, karena:
  1. Peristiwa tersebut membawa akibat yang positif terhadap perkembangan pemerintahan maupun kehidupan masyarakat kabupaten Galuh yang mempunyai batas teritorial yang pasti dan terbentuknya sentralisasi pemerintahan.
  2. Perubahan tersebut mempunyai unsur perjuangan dari pemegang kekuasaan terhadap upaya peningkatan kesejahteraan rakyatnya dan adanya usaha memerdekakan kebebasan rakyatnya dari kekuasaan para penjajah.
  3. Kabupaten dibawah pemerintahan Bupati Rd. Adipati Arya Panji Jayanegara mampu menyatukan wilayah galuh yang merdeka dan berdaulat tanpa kekerasan.
  4. Adanya pengakuan terhadap Mataram dari Kabupaten Galuh semata-mata dalam upaya memerangi penjajah (VOC) dan hidup berdampingan secara damai.
  5. Sejarah perkembangan Kabupaten Galuh tidak dapat dipisahkan dari sejarah terbentuknya Kabupaten Ciamis itu sendiri. Dirubahnya nama Kabupaten Galuh menjadi Kabupaten ciamis pada tahun 1916 oleh Bupati Rd. Tumenggung Satrawinata (Bupati ke 18) sampai sekarang belum terungkap alasannya merupakan fakta sejarah yang tidak bisa dipungkiri dan dihindari.
Atas pertimbangan itulah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tingkat II Ciamis dalam sidang paripurna khusus tanggal 17 Mei 1972 dengan surat keputusannya, sepakat untuk menetapkan tanggal 12 Juni 1642 sebagai hari jadi Kabupaten Ciamis. Demikianlah sekilas pintas sejarah hari jadi Kabupaten Ciamis yang kita banggakan dan kita cintai, mudah-mudahan Komara Galuh Ciamis terus cemerlang dan makin gemerlap oleh keluhuran budi masyarakat dan Aparatur Pemerintahannya, Amiin.
Ciamis, kota kecil tapi orangna Mararanis yeuhhh... Kade hilap Tonk Ngabala di Kota kebanggaan kita nya!